Sunday, January 20, 2013

Pengelolaan Awal Keuangan dalam Berwirausaha


Aspek penting dalam berwirausaha adalah hal keuangan, terutama tentang perencanaan dan manajemennya. Ada dua hal pokok penting saat berupaya membangun wirausaha yakni sumber-sumber dana(financing)dan mengalokasikan dana(investment).

Wikipedia menjelaskan, "Pengeloaan keuangan bertujuan utama meminimalisasi risiko sekaligus memaksimalkan keuntungan. Secara teoritis, manajemen (penge­lolaan) keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.".

Pengelolaan Keuangan yang dimaksud adalah menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. Pencarian Keuangan meliputi pencarian dan eksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

Praktisnya, pengelolaan awal keuangan dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Memisahkan uang usaha dengan uang pribadi.
Ini langkah pertama yang sangat penting khusus­nya bagi wirausahawan pemula sehingga tida ada kesulitan dalam mengontrol pemasukan dan pengeluaran usaha. Oleh karena itu, sekecil apa pun usaha, sebaiknya pisahkan uang usaha dan uang pribadi agar dapat mencatat semua transaksi usaha dengan rapi.

2. Alokasi dan prosentase.
Setelah memisahkan uang pribadi dan uang usaha, selanjutnya tentukan besar prosentasi keuangan yang akan digunakan untuk kebutuhan usaha, seperti berapa persen uang yang digunakan untuk operasional usaha, berapa persen laba yang ditetapkan, berapa persen uang untuk cadangan kas usaha, serta berapa persen uang yang digunakan untuk pengembangan usaha.

3. Pembukuan.
Pembukuan bertujuan mengontrol semua transaksi keuangan, termasuk pemasukan, pengeluaran, serta utang-piutang. Pembukuan yang rapi juga akan mempermudah evaluasi perkembangan usaha.

4. Pertahankan Arus Kas.
Pertahankan agar cash flow tetap positif (untung), misalnya dengan menekan biaya produksi/biaya yang lain lebih kecil dari pemasukan, namun juga harus tetap memperhatikan aspek lain, misalnya kualitas produk atau jasa.

5. Siapkan Dana Cadangan.
Cadangan dana darurat (emergency fund) dimaksudkan untuk mengantisipasi, misalnya, bila dalam beberapa hari atau bulan tidak mendapatkan order, ada karyawan yang masuk rumah sakit karena kecelakaan, atau ada order yang cukup besar.

6. Proteksi Jiwa dan Usaha.
Ini menyangkut perlindungan pribadi dan usaha. Proteksi pribadi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan dan cacat bahkan kematian.
Proteksi terhadap tempat usaha (asuransi perusahaan) guna mengantisipasi bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian, kebakaran, dan huru hara.

Simpulan, jangan sampai terjadi setelah kebakaran yang menghabiskan seluruh tempat usaha, stok barang dan barang jadi pengusaha tersebut jadi bangkrut. Ini harus dihindari. (Giving Insight, edisi 2/2012).*


Sumber : http://www.adetruna.com/2013/01/pengelolaan-awal-keuangan-dalam.html#_

Proses Hujan Salju


Bagaimana proses terjadinya hujan salju? Untuk menjawab itu, bisa kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara persis seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.
Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada 0 derajat Celcius. Ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.

Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.

Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antaruap air. Sehingga partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar.

Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan inilah salju! Jika tidak, kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk hujan air.

Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan, tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadang kala, jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es. Jadi, ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi dibanding wilayah yang sedang mengalami musim dingin.

Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia ini seperti sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak bumi tercipta hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang memiliki bentuk struktur kristal yang sama!

Keunikan salju yang lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, hamparan bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan struktur kristal salju memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama, maka muncullah warna putih. Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih, bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih.

Selain itu, turunnya salju memberikan kehangatan. Ini bisa dipahami dari konsep temperatur efektif. Temperatur efektif adalah temperatur yang dirasakan oleh kulit kita, dipengaruhi oleh tiga besaran fisis: temperatur terukur (oleh termometer), kecepatan pergerakan udara, dan kelembapan udara. Temperatur efektif biasanya dipakai untuk menentukan "zona nyaman". Di pantai, temperatur terukur bisa tinggi, namun karena angin kencang kita masih merasa nyaman. Pada saat salju turun lebat, kelembapan udara naik dan ini memengaruhi temperatur efektif sehingga pada satu kondisi kita merasa hangat.

Sumber : http://www.faikshare.com/2010/12/proses-terjadinya-hujan-salju.html

Jurus Dapat Modal Ramuan Tung Desem Waringin




Pengen punya usaha atau bisnis? Sebagian besar dari kita pasti mengatakan “iya”.

Siap buka bisnis? Hampir semua ragu untuk menjawab “iya”

Kemudian ketika ditanya, “kenapa?”

Banyak alasan yang muncul, mulai dari ide sampai masalah klasik,“modal”.

Memang di dalam dunia bisnis tidak bisa lepas dari yang namanya modal. Lalu apakah kita dengan mudahnya merelakan impian kita gara-gara tidak punya modal?

Tung Desem Waringin, seorang yang dikenal sebagai pelatih no. 1 di Indonesia, membuat tips buat kita. Simak ulasan dalam tulisannya berikut ini;

Mendapatkan modal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dalam artikel ini saya akan menjelaskan cara-cara yang tepat sehingga kita tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam bisnis.

Seni mendapatkan modal dalam bisnis:

1.Menabung ini adalah cara paling lama dalam mendapatkan modal.

2.Hutang Saudara, jadikan ini sebagai jurus terakhir karena ini adalah cara yang paling bahaya. Salah–salah Anda bisa putus tali persaudaraan. Jadi bila terpaksa berhutang kepada saudara, Anda harus menjanjikan kapan hutang tersebut akan dibayar, lalu sebutkan keuntungan yang dia dapat bila meminjamkan uang kepada Anda.

Masih ingat Win-Win. Anda bisa dikatakan Win bila orang lain pun Win. Bila suatu ketika Anda belum bisa membayar, tunjukan etika baik dan katakan bahwa untuk saat ini Anda belum bisa bayar dan baru bisa bayar bunganya saja.

3.Hutang Teman. Sebelum Anda melakukan ini Anda harus berteman terlebih dahulu. Salah satunya caranya adalah dengan cara membuat proposal bila memang Anda akan membuat suatu project, maksudnya setiap Anda berhutang berarti Anda bukan berhutang tapi menawarkan peluang bisnis, beritahukan keuntungannya jadi Anda menawarkan peluang. Banyak perusahaan meminta saya untuk bekerjasama.

Setiap perusahaan yang mengajak saya bekerja sama setidaknya dia harus ahli dibidang tersebut, pernah melakukan usaha tersebut yang intinya adalah dia memang sudah mantap dan perencanaannya sudah matang.

Bila Anda pernah mendengar mengenai H. Amir Abadi yusuf, dia adalah audit akuntan, pengarang buku, dosen dan mempunyai 9 perusahaan. Saya mengajukan proposal tiga kali bertemu sudah disetujui. Karena saya informasikan bahwa toko buku saya sudah berpengalaman 9 tahun, saya tunjukan grafik omzet yang selalu naik, jika invest maka inilah keuntungan–keuntungan yang akan didapatkan.

4.Berikutnya yaitu Jual Ide, dan mengajaknya untuk menjadi partnership , bila dia menjadi partnership maka dia akan ikut terjun langsung. Untuk lebih meyakinkan Anda bisa memberikan jaminan berupa sertifikat ataupun latar belakang Anda. Buat dia percaya kepada Anda, katakan padanya bahwa dia harus cepat karena ini menguntungkan dan sekali lagi sebutkan keuntungan-keuntungan tersebut.

Semoga bermanfaat.



Setitik Kesadaran


Dalam kesederhanaan ada Dia.
Dalam kerumitan ada Dia.
Dalam kecepatan ada Dia.
Dalam kelambanan ada Dia.
Dalam keramaian ada Dia.
Dalam kesunyian ada Dia.

Saat berfikir, engkau menggunakan rahmat-Nya.
Saat terdiam pun kau diliputi oleh-Nya.
Tak ada upaya yang luput dari perhatian-Nya.

Maha suci Allah yang senantiasa dekat tanpa Dia harus mendekat.

TENTANG KEKHUSYUKAN



 Ada kesalah-kaprahan yang demikian meluas di kalangan umat Islam, yang saya sendiri pun pernah mengalami. Yakni, tentang kekhusyukan shalat. Banyak diantara kita yang tanpa sadar telah menjadikan ‘khusyuk’ sebagai tujuan shalat. Dan lantas, melupakan tujuan yang sesungguhnya dari shalat itu sendiri.

Sesungguhnya, shalat bukan bertujuan untuk memperoleh kekhusyukan. Karena fungsi dasar shalat memang bukan untuk mencapai kekhusyukan. Fungsi dasar shalat menurut al Qur’an ada dua, yakni: dzikrullah dan meminta pertolongan.

QS. Thaahaa (20): 14
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (lidzikriy).

QS. Al Baqarah (2): 45-46
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan bertemu Tuhannya (di dalam shalatnya), dan bahwa mereka (kelak) akan kembali kepada-Nya (bertemu di akhirat).

Khusyuk, dalam ayat di atas didefinisikan sebagai ’keyakinan’ akan bertemu Allah di dalam shalat maupun di luar shalat ~ kelak di hari akhir. Jadi khusyuk bukan tujuan, melainkan motivasi agar kita memiliki keyakinan bahwa kita bisa bertemu Allah di dalam aktifitas ibadah kita.

Karena itu, khusyuk bukan menjadi tujuan yang harus dicapai. Cukup ditanamkan ke dalam jiwa kita bahwa kita akan bertemu dan bisa bertemu Allah. Di dalam shalat kita atau ibadah apa pun yang kita lakukan. Karena itu, istilah khusyuk bukan hanya digunakan di dalam ibadah shalat, melainkan juga dalam aktifitas keseharian. Yakni, menunjuk kepada orang-orang yang setiap saat merasa ‘bersama’ Allah. ’Dilihat’ Allah. Dan ’bertemu’ dengan-Nya kemana pun dia menghadapkan wajahnya. Yang karenanya, ia selalu berusaha untuk berbuat kebaikan-kebaikan.

QS. Al Anbiyaa’ (21): 90
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.

Jadi, ketika kita merasa sudah selalu bersama Allah dalam setiap aktifitas, maka kita sudah termasuk orang-orang yang khusyuk itu. Dan orang-orang yang seperti inilah yang berpotensi untuk khusyuk juga di dalam shalat. Asal tidak salah menempatkan niat, yaitu: shalat untuk mengejar kekhusyukan.

Maka, kalau Anda cermati QS. 2: 45-46 di atas, antara shalat dan kekhusyukan itu prosesnya lebih dulu kekhusyukan. Karena itu kalimatnya begini: ’... yang demikian (menjadikan shalat sebagai media minta tolong) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk...’

Jadi, hanya orang-orang yang sudah khusyuklah yang akan merasa mudah dan ringan untuk meminta pertolongan kepada Allah lewat shalat. Jangan terbalik: dengan shalat kita mengejar kekhusyukan.

Berarti, prosesnya harus dibalik. Kita belajar khusyuk dulu di luar shalat ~ yakni membangun kedekatan dengan-Nya setiap saat ~ maka dengan sendirinya, shalat kita akan menjadi mudah dan ringan untuk minta tolong kepada-Nya. Saat itu, pasti kita ’sudah bertemu’ dengan-Nya di dalam shalat. Bagaimana tidak, lha wong kita sudah berdialog untuk meminta pertolongan kepada-Nya.

Karena itu, bagi yang belum bertemu Allah di dalam shalat, sebaiknya belajar membangun kekhusyukan di luar shalat. Jadikanlah setiap peristiwa sebagai media untuk berdialog dengan-Nya. Dapat musibah dikaitkan dengan Allah, dapat kenikmatan juga dikaitkan dengan Allah. Bangun tidur dikaitkan dengan Allah, sarapan dikaitkan dengan Allah, bekerja dikaitkan dengan Allah, ketemu kawan dikaitkan dengan Allah, diskusi dikaitkan dengan Allah, dan seterusnya sampai tidur kembali dikaitkan dengan Allah.

Inilah orang-orang yang khusyuk itu. Dan orang yang semacam ini, akan dengan ringannya melakukan shalat untuk meminta pertolongan kepada-Nya. Di luar shalat ia khusyuk, di dalam shalat pun ia khusyuk. Karena kekhusyukan memang sudah menjadi jiwanya setiap saat...

Maka, melakukan ibadah shalat bukan untuk mengejar kekhusyukan. Orang yang demikian, justru telah menggeser perhatian utamanya: dari bertuhan kepada Allah menjadi bertuhan kepada kekhusyukan. Maka, Allah tidak akan menganugerahkan kekhusyukan kepadanya. Karena yang dirindukan memang bukan Allah, melainkan ’kekhusyukan’.

Allah tidak mengajarkan cara untuk mencapai kekhusyukan, melainkan sekedar memotivasi untuk menjadi khusyuk, yakni mengaitkan segala peristiwa dengan kehadiran-Nya. Apa pun yang hadir di sekitar kita adalah Allah. Baik maupun buruk. Allah sedang menampakkan Diri-Nya kepada kita dalam semua peristiwa. Di luar shalat maupun di dalamnya.  Lha Dia sedang menampakkan Diri-Nya kepada kita, kok kita tidak menyambut-Nya, melainkan malah sibuk mencari ’kekhusyukan’ dengan berpusat pada diri sendiri... :(

’Kekhusyukan’ baru akan diperoleh kalau kita memusatkan perhatian kepada Allah, bukan kepada diri sendiri. Kita tinggal memperhatikan-Nya dan kemudian menyambut-Nya, bukan mencari. Dia sudah hadir. Sudah hadir dimana pun dan kemana pun kita menghadap. Bukan dicari, cuma disadari dan ’diperhatikan’ belaka.

Dia sudah hadir di dalam segala yang kita lihat...
Dia sudah hadir di segala yang kita dengar...
Dia sudah hadir di segala yang kita ucapkan...
Dia sudah hadir di segala yang kita pikirkan...
Dia sudah hadir di segala yang kita diskusikan...
Dia sudah hadir di seluruh penjuru peristiwa yang melingkupi kita...
Bahkan Dia sudah hadir di triliunan sel-sel tubuh kita...
Karena Dia memang sudah meliputi kita dan seluruh alam semesta...
Kenapa kita masih mencari-Nya...?

Perhatikan saja apa yang sedang muncul dalam kesadaran Anda...
Dan kemudian rasakanlah, bahwa Allah sedang ’menampakan’ Diri-Nya di ufuk mana pun kita menghadapkan wajah...

QS. Al Baqarah (2): 115
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.

QS. An Nisaa’ (4): 126
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.


Wallahu a’lam bishshwab
~ salam ~

(oleh Agus Mustofa yang dicuplik dan disarikan dari bukunya ke-26 : ’KHUSYUK, berbisik-bisik dengan Allah’)