Thursday, August 23, 2012

Belajar Dari Daun



Anda tahu pohon? Ya, saya yakin semua orang pernah melihatnya atau bahkan memilikinya. Setiap pohon pada umumnya memiliki daun. Daun itu sendiri berfungsi sebagai tempat pernafasan dan “dapur” dalam proses kelangsungan kehidupannya. Selain itu, masih banyak fungsi daun yang lainnya.

Kita tidak membicarakan daun dari segi bioliginya. Tetapi dari segi filosofinya. Ada hal yang menarik yang bisa kita petik dari bagian tumbuhan yang berwarna hijau ini. Sebuah kebijaksaan hidup terkandung olehnya.

Daun suatu ketika akan rontok atau terlepas dari pohonnya. Jika kita perhatikan, daun yang rontok itu tidak harus yang tua dan berwarna coklat. Daun yang hijau dan masih segar pun bisa saja rontok. Entah itu karena angin, campur tangan burung, faktor kesengajaan manusia, atau memang benar-benar jatuh secara alamiah. Tak ada yang mampu memprediksikannya dengan pasti.

Pun demikian juga dengan nyawa. Ada banyak sekali cerita mengenai kematian yang tertunda. Guru saya pernah bercerita bahwa ada seorang dokter secara pengamatan medis memperkiraan seorang pasien yang diperiksanya tidak akan  berumur lebih dari tiga bulan.

Namun nyawa tetaplah menjadi misteri Allah Swt. Setelah tiga bulan berlalu, ternyata si pasien masih hidup. Dan anehnya lagi sang dokter yang memeriksanya malah meninggal duluan!

Begitulah sebuah nyawa. Kita sendiri tidak tahu kapan nyawa kita sendiri akan lepas dari raga kita. Baik saat usia tua atau ketika masih muda. Apakah besok, besok lusa, nanti, atau bahkan sekarang. Maka bijaklah jika kita senantiasa mempersiapkannya. Ketakutan dan kekhawatiran bukanlah hal yang baik. Dan yang terbaik adalah mengopmtimalkan kesempatan yang masih ada.