Tuesday, September 25, 2012

Bisik Kehambaan


Ku rasakan kesejukan saat menyapa-Mu
Ku dapatkan ketenangan kala mendekat kepada-Mu
Meski dosa dan kebodohan kerap kali membutakan mata hati
Namun keyakinan selalu membisikkan Engkau lah tetap Maha Penyayang

Kesenangan atau Kebahagiaan?



Hidup itu indah. Konsep ini tergantung orang yang memaknainya. Masing-masing personal memiliki perbedaan persepsi melalui kacamata pribadi. 

Perbedaan itu lahir dan terdikotomi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam jejak hidupnya. Terkadang kita melihat seseorang lebih bijak dalam bersikap daripada orang lain meski usia mereka sama. Sering juga kita temui orang lebih berumur, tindakannya begitu arif dan penuh pertimbangan yang matang.

Diferensiasi pemahaman juga tampak ketika memandang tujuan hidup. Ketika ditanya tentang ''tujuan hidup'', beragam perbendaharaan definisi bermunculan. Namun secara garis besar, terucap dua istitah; Kesenangan dan Kebahagiaan. Pembagian pandangan muncul, mengejar kesenangan atau menggapai kebahagiaan.

Sepintas dua kata itu mirip dan seakan-akan merupakan padanan kata. Namun jika diperhatikan lagi, kedua kata tersebut berbeda, baik secara leksikal maupun terminologi. Kesenangan adalah kenikmatan berdasarkan lintasan otak. Berbentuk euforia dan sekadar fantasi. Apa yang enak itulah yg menyenangkan, berjangka pendek, dan tidak begitu susah dalam pencapaiannya, bahkan tanpa beban.  

Sedangkan kebahagiaan dimaknai oleh hati, mempunyai 'timing' jangka panjang, dan diraih dengan suatu usaha. Jadi letak perbedaan ada pada organ yang merespon. Kesenangan cenderung pandangan otak, sedangkan kebahagiaan mengacu pada pemahaman hati sehingga berdampak pada ketenangan jiwa.

Manusia mempunyai keleluasaan menentukan pilihan. Namun sejatinya manusia memiliki keuniversalan penilaian, mana yang baik dan mana yang buruk secara hakikat.