Friday, September 7, 2012

Metodologi Menghafal Al-quran Gaya Ust. Yusuf Mansur



Alquran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui malaikat jibril yang digunakan sebagai pedoman hidup bagi umat islam. Membaca kita suci yang turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari di dua kota Makkah dan Madinah tersebut akan mendapatkan sebanding 10 pahala atau kebaikan di tiap-tiap hurufnya.

Allah menjamin keotentikan Alquran dari masa rasulullah hingga akhir zaman nanti. Jaminan itu dapat dilihat dari banyaknya orang-orang yang  dikaruniai untuk bisa menghafal Alquran. Lebih jauh lagi, karena keotentikan itulah Alquran menjadi kitab yang mudah dihafal.

Banyak sekali keutamaan-keutamaan bagi orang yang menghafal Alquran. Diantaranya mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat, memiliki kemuliaan di hari akhir nanti, mendapatkan penghargaan istimewa dari nabi Muhammad, serta kutamaan-keutamaan lain yang tak ternilai harganya. Dari sekian banyaknya keistimewaan yang diberikan Allah kepada para penghafal Alquran, semoga kita tergugah untuk ikut menjadi hamba yang mendapatkan jaminan tersebut.

Berikut ini adalah cara menghafal al-quran menurut Ustadz Yusuf Mansur, da’i kondang yang dikenal spesialis sedekah. Setiap orang memiliki metode sendiri berdasarkan apa yang mudah bagi dirinya. Metode yang dipakai pengasuh pondok pesantren penghafal alquran Darul Quran ini mungkin sesuai bagi Anda.

  1. Mushafnya (kitab) jangan diganti-ganti
Maksudnya di sini buku cetakan Alquran harus sama persis. Karena ada banyak cetakan yang memiliki struktur yang tidak sama, sebagaimana ada Alquran pojok yang setiap sudut lembarannya berhenti pada suatu ayat, namun ada juga yang bukan pojok. Penggunaan mushaf yang  sama akan memudahkan kita untuk mengingat. Pada dasarnya, kita menghafal berarti kita memunculkan gambaran apa yang kita ingat dalam pikiran kita.

Jika perlu belilah beberapa buah kitab Alquran yang sama. Hal ini bertujuan sebagai cadangan atau diletakkan di berbagai tempat di mana kita sering berada di situ. Jadi letakkan masing-masing di kamar tidur, di ruang keluarga, di mobil, di kantor atau bahkan di rumah orang tua dan teman jika kita memang sering berkunjung di sana.

  1. Satu ayat atau satu baris diulang sebanyak 20 kali
Bacalah satu ayat atau satu baris. Ingat, hanya dibaca! tidak perlu dihafal. Dengan pengulangan sebanyak 20 kali insya Allah cukup untuk melekat di dalam otak. Bila dirasa masih kurang, Anda bisa menambahnya menjadi 25, 30, atau terserah yang Anda inginkan.

Atau bisa juga Anda merekam suara Anda dengan handphone dan alat bantu lainnya untuk Anda dengarkan berkali-kali. Ini juga akan sangat membantu Anda.

  1. Bagi ayat menjadi beberapa bagian
Untuk mempermudah hafalan, Anda bisa juga membagi satu ayat menjadi beberapa bagian. Kemudian ambil bagian atau potongan tersebut untuk dibaca berulang-ulang.

  1. Terapkan dalam sholat sunnah
Baca ayat atau potongan ayat yang telah Anda hafalkan dalam sholat-sholat sunnah.

Misalnya,
2 rakaat sebelum sholat shubuh
2 rakaat sholat dhuha
4 rakaat sebelum dan sesudah sholat dhuhur
2 rakaat sebelum sholat ashar
4 rakaat sebelum dan sesudah sholat maghrib
4 rakaat sebelum dan sesudah sholat isya’
2 rakaat sholat tahajjud

Jika pada tiap-tiap rakaat kita membaca hafalan kita, maka setidaknya dalam sehari kita membaca 20 kali.

  1. Rekam hafalan dengan handphone dan alat bantu lainnya
Barangkali kita capek untuk membaca ayat yang kita hafalkan. Kita bisa merekam suara kita satu kali terus mendengarkannya berkali-kali.

  1. Manfaatkan teknologi
Sekarang sudah ada software yang bisa membantu kita menghafal Alquran dengan kita mendengarkan kemudian menirukannya, atau manfaatkan juga aplikasi yang serupa yang sudah terdapat dalam gadget yang kita miliki.

Saya memang bukan penghafal Alquran, tapi setidaknya ada ‘azam (tekad) dan niat yang terus dipelihara untuk menghafalkan Alquran serta doa yang istiqamah sedikit demi sedikit dan tumbuh bersamanya. Insya Allah.

Tambahan

·         Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)
·         Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun” (sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Quran dan kamilah pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).

·         Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda:  “Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan”  (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih)

·         Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Alquran.



Tonton Video

Pelajaran Dari Hujan




Setelah dua minggu lebih di kota tempat tinggalku tidak disambangi hujan, akhirnya tanah kelahiranku diguyur air dari langit. Meski tidak begitu lebat, namun cukup untuk menyegarkan lingkungan yang panas menyengat belakangan ini. 

Hujan merupakan salah satu fenomena alam. Beragam respon mewarnai kedatangannya. Ada yang menanggapinya dengan rasa suka, menolak, penuh harap, bahkan sampai menggerutu karena merasa terhambat aktivitasnya.

Bagaimanapun tanggapan setiap orang, ketika diperhatikan lebih jeli, hujan terdapat banyak pelajaran di dalamnya. Mari kita amati sisi menarik dari siklus air ini.

1) Hujan akan tetap turun pada waktunya meskipun tanpa ditemani kilat maupun guntur. Disiplin selalu ada pada jadwal hujan, bukan jadwal yang diprediksi manusia atas fenomena musimam, melainkan jadwal alami yang dikehendaki Tuhan Yang Maha Kuasa untuk hujan.

2) Hujan awalnya turun tanpa suara atau bunyi, namun saat menyentuh benda semisal genteng, daun, ranting, tanah, dsb akan menghasilkan suara berdasarkan karakteristik masing-masing benda yang tersentuh. Sifat fleksibel melekat pada hujan. Fleksibilitas sangat diperlukan dalam berinteraksi antar personal, sifat masing-masing orang yang berbeda tidak bisa kita samaratakan. Karena perbedaan sikap itu akan menghasilkan keberagaman persepsi dalam memandang suatu persoalan.

3) Hujan dapat membantu menggemburkan tanah, meskipun pada awalnya tanah tersebut gersang dan tidak dapat ditanami. Dengan demikian hujan berarti dapat membantu menggali dan membangkitkan potensi suatu benda sehingga dapat bermanfaat.

Namun selain itu, hujan memberi pelajaran kepada kita agar selalu siap siaga dan mampu menyiapkan solusi ketika menemui permasalahan, seperti bencana yang timbul akibat tidak siap menyambut hujan.

Demikian akan menjadi pelajaran bagi kaum yang berpikir.