Tuesday, January 29, 2013

TUBUH MANUSIA BUKAN BERASAL DARI BINTANG DI LANGIT





Sekitar 70 % tubuh manusia dewasa terdiri dari air, sisanya adalah saripati tanah. Pada anak kecil, kurang lebih 80 % tubuhnya tersusun dari air, dan sisanya saripati tanah. Sedangkan pada janin di dalam rahim, tak kurang dari 90 %  tubuhnya adalah air, sisanya adalah saripati tanah. Dan ujung-ujungnya, sekitar 95 % bahan sperma adalah air, sisanya saripati tanah…!

Sebuah korelasi yang sangat menakjubkan antara data-data empiris dengan ayat-ayat Al Qur’an. Allah menyebut manusia berasal dari campuran air yang berpadu dengan unsur-unsur saripati tanah. Bukan berasal dari bintang di langit yang unsur-unsurnya 99 % berupa campuran Hidrogen dan Helium. Apalagi, sudah pasti, disana tidak ada air.

Jadi, adalah sebuah kesimpulan yang ‘sembrono’ ketika ada pendapat yang mengatakan: ‘’… bisa saja kita bilang manusia diciptakan dari bintang di langit, toh unsurnya juga pasti sama (dengan bumi. pen.)…’’. Semata-mata, hanya karena ingin mengatakan bahwa berita Al Qur’an ‘meragukan secara ilmiah’, ‘tidak jelas secara filosofis’, dan ‘rancu secara teologis’.

‘Kesembronoan’ itu memang sudah terlihat dari cara membangun pijakan berpikir yang lemah, dengan mengatakan bahwa ‘bisa saja manusia tercipta dari bintang’. Yakni sebuah pendapat yang tidak didukung oleh data empiris secuil pun. Sehingga, hanya dengan satu pertanyaan yang sangat sederhana, seluruh kerangka pikiran yang dibangun sesudahnya bisa runtuh.

Cobalah ditanyakan: adakah ‘satu data’ saja yang menunjukkan bahwa makhluk hidup berasal dari bintang dan matahari? Tentu saja, jawabnya sangat gamblang: tidak ada. Dengan demikian, kita bisa mengambil kesimpulan pertama, bahwa cara berpikir semacam inilah yang justru ‘meragukan secara ilmiah’. Meminjamkan istilah kawan kita yang atheis: ‘scientifically meragukan’… ;)

Ini sangat berbalikan dengan informasi Al Qur’an yang sangat clear secara scientific. Bahwa manusia diciptakan dari campuran air dan unsur-unsur yang berasal dari tanah, dan kemudian diproses menjadi air mani alias sperma dan ovum. Sehingga kalau ditanyakan: apakah ada bukti empirisnya bahwa tubuh manusia tersusun dari air dan unsur-unsur tanah? Ooh, silakan dicek sendiri aja ke sekitar. Jumlahnya miliaran, sebanyak manusia penghuni bumi… :)

QS. Al Furqaan (25): 54
Dan Dia (Allah) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan kekerabatan. Dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

QS. As Sajdah (32): 8
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).

QS. Al Mukminuun (23): 12-13
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (yang berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikan saripati itu air mani di dalam tempat yang kokoh (rahim).

Jadi, adalah sebuah ‘kesimpulan yang fatal’ jika dia berpendapat bahwa Al Qur’an tidak saintific ketika berlawanan dengan teori evolusi Darwin. Itu terungkap dari kalimatnya: 1. Al Qur’an bilang manusia dari tanah. 2. Science bilang manusia bukan dari tanah. 3. Apakah manusia dari tanah? 4. Kalau jawabannya ‘dari tanah’, berarti Al Qur’an benar. Kalau sebaliknya, science yang benar. Lebih lanjut, kalau Darwinian evolution itu benar maka manusia tidak dari tanah (Btw, saya tidak bilang mana yang benar dan mana yang salah. “KALAU”) Sehingga menjadi complicated ketika seseorang bilang Al Qur’an yang benar, tetapi juga percaya bahwa Darwinian evolution benar.

Kesimpulan yang menurutnya complicated ~ rumit dan rancu ~ itu sebenarnya dibuat-buat sendiri, hanya karena ingin mempertahankan pendapat bahwa Al Qur’an dan Sains tidak bisa disatukan. Kesalahan-kesalahan itu muncul karena: 1. Dia sudah berasumsi Qur’an dan Sains tidak bisa disatukan. 2. Menggeneralisir bahwa saintifik itu harus seperti Darwinian. Artinya, jika tidak Darwinian pasti tidak saintifik. 3. Telah terjadi simplifikasi yang berlebihan dalam mengambil kesimpulan tentang ayat-ayat Qur’an yang bercerita ‘penciptaan manusia dari tanah’ itu, sehingga hasilnya distorsi. 4. Akhirnya lahirlah kesimpulan: ‘Philosophically Gak Jelas’ dan ‘Theologically Complicated’… :(

Padahal, kesimpulannya akan menjadi sangat jernih, jika asumsinya tanpa pretensi dan open minded. Yaitu, terima sajalah apa pun kemungkinannya, bahwa: 1. Al Qur’an bisa seiring dengan sains ataupun sebaliknya. 2. Yang disebut saintifik itu tidak harus seperti yang dikemukakan oleh teori Darwin. Karena Teori Darwin memiliki banyak kelemahan. 3. Berhati-hatilah menyimpulkan proses penciptaan manusia yang diceritakan al Qur’an, agar tidak terjebak pada simplifikasi yang distortif. Karena itu, meskipun sudah saya singgung serba sedikit di awal tulisan ini, jika ingin detil Anda bisa membacanya dalam buku saya yang berjudul: ‘Ternyata Adam Dilahirkan’ dan ‘Bersyahadat di Dalam Rahim’, tentang bagaimana memahami proses penciptaan manusia dari ayat-ayat Qur’an secara ilmiah.

Hal berikutnya, yang sempat membingungkan kawan kita ini, adalah soal proses random dalam evolusi. Dia mengatakan begini: ‘’… bagaimana Tuhan mengarahkan sebuah proses yang seharusnya tidak diarahkan? Bagaimana Tuhan punya tujuan untuk proses yang seharusnya tidak bertujuan? That’s the logical problem here.’’

Artinya, menurutnya adalah ‘tidak logis’ menyimpulkan sebuah teori ‘Evolusi yang Bertuhan’. Yang saya menyebutnya di dalam buku ‘Ternyata Adam Dilahirkan’ sebagai ‘Penciptaan Bertingkat’. Atau, kalau istilah kawan kita adalah: Godly Evolution.

Hmm, lagi-lagi ia terjebak pada asumsi yang dibikin ribet sendiri.. ;) Bahwa, jika prosesnya evolusi maka tidak mungkin melibatkan Tuhan. Alias, kalau melibatkan Tuhan pasti harus bukan proses evolusi. Sebuah paradigma yang tidak open minded. Padahal, jika ia mau membuka ‘hatinya’ secara jernih (Hhehe, saya lupa kalau di dunia ilmiah tidak ada istilah ‘hati’…), sebenarnya, sangat mudah untuk memadukan keduanya. Yakni, adalah mungkin-mungkin saja, Tuhan menciptakan makhluk hidup secara evolutif. No problemo.

Problem yang menghalangi kawan kita, ternyata hanyalah soal makna kata ‘Random’. Yakni, bahwa seleksi alam adalah sebuah peristiwa yang random, acak, tak punya tujuan, dan tidak bisa dikendalikan. Saya ingin menambahkan informasi, bahwa ‘random’ itu bukan hanya terjadi di dunia biologi, khususnya seleksi alam. Melainkan juga terjadi di dunia Fisika dengan teori kuantumnya. Salah satu pelopornya yang sangat terkenal adalah Werner Heisenberg, yang kemudian melahirkan Teori Ketidakpastian Heisenberg.

Inti ‘teori ketidakpastian’ itu adalah bahwa semua peristiwa berjalan secara acak. Sehingga, tidak ada yang pasti di alam ini. Hanya ada satu yang boleh disebut pasti, yaitu ‘ketidakpastian’ itu sendiri.  Ia sempat ditentang oleh Einstein sampai akhir hayatnya, karena menurut pelopor teori relativitas itu segala sesuatu berjalan dengan pasti dan terukur. Tapi kelak, ternyata teori kedua tokoh Fisika yang berseberangan itu bisa digabungkan oleh Feynman menjadi teori Elektrodinamika Kuantum, yang melahirkan berbagai pengembangan teknologi mutakhir seperti TV, laser, microchip computer, bom atom, dan lain sebagainya.

Sesuatu yang acak, ternyata bukan tidak bisa dikendalikan. Bahkan, sudah terbukti bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi mutakhir. Ini mirip dengan rekayasa genetika yang berbasis pada ‘mutasi random’, yang dipermasalakan oleh kawan kita itu. Kini ilmu rekayasa genetika berkembang luar biasa dahsyatnya. Bahwa mutasi genetika yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang tak bisa dikendalikan itu sekarang malah jadi ‘mainan’ para ahli untuk dikendalikan dan dimanfaatkan. Lha, kalau manusia aja bisa, apalagi Tuhan. Sama sekali tidak ada kontradiksi di dalamnya. Baik-baik saja.

Bahkan genome sudah dipetakan. Kemudian diutak-atik untuk menghasilkan mutasi yang terarah. Muncullah teknologi transgenic yang sudah merambah tanaman dan hewan. Mis: binatang-binatang kini bisa dibikin berpendar, mulai dari ikan, kelinci, monyet, anjing, dlsb. Demikian pula padi, kapas, jagung, tomat, dan berbagai buah-buahan sudah bisa dimutasi-genetik-kan menjadi memiliki sifat berbeda dari aslinya. Bahkan, dengan adanya teknologi cloning serta stem sel, kini rekayasa genetika telah melampaui seleksi alam yang konon random dan tak terkendali itu. Kenapa tidak..?!

Jadi, sama sekali tidak ada philosophy yang tidak jelas dalam hal ini. Yang ada hanyalah sudut pandang yang terlalu sempit, sehingga menganggap alam semesta tidak punya kecerdasan yang mengendalikan seluruh proses evolusi. Saya adalah penganut teori evolusi, tetapi bukan evolusi Darwin yang sempit. Melainkan Evolusi Ketuhanan (Godly Evolution) dengan segala kecanggihan desain-Nya yang sangat menakjubkan..!

QS. Luqman (31): 10-11
Dia (Allah) menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia menempatkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu. Dan mengembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah kepadaku apa yang telah diciptakan oleh tuhan-tuhan  selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.


~ Salam Beragama dengan Akal Sehat ~



1 comment:

  1. VR Racing | Live | Live - 2021 - RMR Casino 우리카지노 우리카지노 우리카지노 계열사 우리카지노 계열사 메리트 카지노 주소 메리트 카지노 주소 카지노 카지노 다파벳 다파벳 949 Bonus Codes | Playtech Review - Games & Bonuses

    ReplyDelete