Wednesday, January 16, 2013

Bukan Sekedar Biji Bayam




“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

Pagi ini saya menyemai biji bayam. Memang tidak ada yang istimewa dari pekerjaan ini. Dan siapa saja bisa melakukannya dengan mudah.

Selain itu, tidak ada yang menarik perhatian lagi bagi akal kita darinya. Biji tersebut sudah tentu nantinya menjadi bakal tanaman, kemudian beralih menjadi tanaman kecil, yang selanjutnya berubah menjelma menjadi tanaman bayam dewasa yang siap dipanen.

Tetapi coba kita berhenti sejenak dan berpikir, apakah hanya dari biji sekecil itu, yang telah kita ketahui sudah kering dan mati, bisa menumbuhkan tanaman lagi dengan sendirinya?

Biji bayam memiliki diameter sekitar 1 mm dan dengan berat sangat ringan. Dalam biji sekecil itu di dalamnya tersimpan struktur dan informasi yang sangat rumit. Lebih jauh lagi, saat kita tanam, biji tersebut akan bekerja dengan sendirinya berdasarkan “prosedur kerja” yang sudah ditetapkan padanya dengan sangat detail. Yakni berkecambah, tumbuh, membesar, berbunga, dan jika kita biarkan lama-kelamaan akan layu, mengering dan mati. 

Melalui bunga, tanaman bayam menghasilkan biji lagi yang akan melaksanakan tugas sama persis secara berulang-ulang.

Lalu siapakah yang memerintahkan si biji untuk menjalankan prosedur kerja tersebut?

Di sinilah yang acap kali terlupakan oleh banyak orang.  Tidaklah mungkin biji bayam itu bekerja dengan sendirinya. Tentu saja ada aktor yang maha mengatur dan maha detail di baliknya. Dzat yang menjadikan langkah-langkah yang rapi bagi setiap makhluk dalam menjalankan fitrahnya.

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (Al An'aam : 95)

No comments:

Post a Comment