Anda tahu pohon? Ya, saya yakin semua orang pernah
melihatnya atau bahkan memilikinya. Setiap pohon pada umumnya memiliki daun. Daun
itu sendiri berfungsi sebagai tempat pernafasan dan “dapur” dalam proses
kelangsungan kehidupannya. Selain itu, masih banyak fungsi daun yang lainnya.
Kita tidak membicarakan daun dari segi bioliginya. Tetapi
dari segi filosofinya. Ada hal yang menarik yang bisa kita petik dari bagian
tumbuhan yang berwarna hijau ini. Sebuah kebijaksaan hidup terkandung olehnya.
Daun suatu ketika akan rontok atau terlepas dari pohonnya. Jika
kita perhatikan, daun yang rontok itu tidak harus yang tua dan berwarna coklat.
Daun yang hijau dan masih segar pun bisa saja rontok. Entah itu karena angin, campur
tangan burung, faktor kesengajaan manusia, atau memang benar-benar jatuh secara
alamiah. Tak ada yang mampu memprediksikannya dengan pasti.
Pun demikian juga dengan nyawa. Ada banyak sekali cerita
mengenai kematian yang tertunda. Guru saya pernah bercerita bahwa ada seorang
dokter secara pengamatan medis memperkiraan seorang pasien yang diperiksanya
tidak akan berumur lebih dari tiga
bulan.
Namun nyawa tetaplah menjadi misteri Allah Swt. Setelah tiga
bulan berlalu, ternyata si pasien masih hidup. Dan anehnya lagi sang dokter
yang memeriksanya malah meninggal duluan!
Begitulah sebuah nyawa. Kita sendiri tidak tahu kapan nyawa
kita sendiri akan lepas dari raga kita. Baik saat usia tua atau ketika masih
muda. Apakah besok, besok lusa, nanti, atau bahkan sekarang. Maka bijaklah jika
kita senantiasa mempersiapkannya. Ketakutan dan kekhawatiran bukanlah hal yang
baik. Dan yang terbaik adalah mengopmtimalkan kesempatan yang masih ada.