Hidup itu
indah. Konsep ini tergantung orang yang memaknainya. Masing-masing personal
memiliki perbedaan persepsi melalui kacamata pribadi.
Perbedaan
itu lahir dan terdikotomi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam jejak
hidupnya. Terkadang kita melihat seseorang lebih bijak dalam bersikap daripada
orang lain meski usia mereka sama. Sering juga kita temui orang lebih berumur,
tindakannya begitu arif dan penuh pertimbangan yang matang.
Diferensiasi pemahaman juga tampak ketika memandang tujuan hidup. Ketika
ditanya tentang ''tujuan hidup'', beragam perbendaharaan definisi bermunculan.
Namun secara garis besar, terucap dua istitah; Kesenangan dan Kebahagiaan. Pembagian
pandangan muncul, mengejar kesenangan atau menggapai kebahagiaan.
Sepintas dua kata itu mirip dan seakan-akan merupakan padanan kata. Namun jika
diperhatikan lagi, kedua kata tersebut berbeda, baik secara leksikal maupun terminologi. Kesenangan adalah kenikmatan berdasarkan lintasan otak. Berbentuk euforia dan
sekadar fantasi. Apa yang enak itulah yg menyenangkan, berjangka pendek, dan
tidak begitu susah dalam pencapaiannya, bahkan tanpa beban.
Sedangkan
kebahagiaan dimaknai oleh hati, mempunyai 'timing' jangka panjang, dan diraih
dengan suatu usaha. Jadi letak perbedaan ada pada organ yang merespon.
Kesenangan cenderung pandangan otak, sedangkan kebahagiaan mengacu pada
pemahaman hati sehingga berdampak pada ketenangan jiwa.
Manusia
mempunyai keleluasaan menentukan pilihan. Namun sejatinya manusia memiliki
keuniversalan penilaian, mana yang baik dan mana yang buruk secara hakikat.