Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara ciptaan lainnya.
Baik yang bersifat konkrit seperti hewan dan tumbuhan, maupun yang bersifat
abstrak semisal malaikat atau jin. Ia memiliki dua aspek utama yang merupakan
unsur dasar pembentuk diri, yakni jasmani dan ruhani. Kesempurnaan tersebut
bisa berupa zat material yang terkandung dalam tubuh manusia beserta struktur
dan fungsinya, bisa juga kemuliaan dari segi ruhaniahnya.
Kemuliaan
dan keistimewaan manusia tidak hanya pada unsur pembentukannya saja, ia juga
mendapat tugas atau amanah yang agung yang hanya dibebankan kepadanya saja. Hal
ini menjadi bukti bahwa manusia memiliki potensi lebih, untuk mengemban
tanggung jawab dari Sang Pencipta.
Atas dasar
itulah Allah memilih manusia untuk dijadikan sebagai kholifah (pemimpin, penguasa) di dunia. Sebagai pemimpin, manusia
tentu saja akan dimintai pertanggungjawaban atas apa saja yang mereka pimpin
selama hidup.
Predikat
istimewa yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia sempat menuai protes dari
setan dan malaikat. Kelayakan manusia sebagai pemimpin atas makhluk lain
menjadi keraguan bagi mereka. Setan menyangkal berdasarkan unsur pembentuk
diri, api yang merupakan dzat pembentuk dirinya, lebih mulia daripada tanah
sebagai unsur pembentuk diri manusia. Sedangkan malaikat mengkritisi sifat
manusia yang suka menumpahkan darah dan berbuat kerusakan di muka bumi (QS
Al-Baqarah [2] : 30).
Namun Allah sebagai Dzat Maha Bijaksana menjawab protes mereka dengan ke MahaTahuan-Nya yang tidak diketahui makhluk-Nya.
Namun Allah sebagai Dzat Maha Bijaksana menjawab protes mereka dengan ke MahaTahuan-Nya yang tidak diketahui makhluk-Nya.
Demikianlah
manusia dengan segala keistimewaannya. Meskipun makhluk lain tidak mengetahui,
dan bahkan manusia sendiripun tidak menyadari siapa, mengapa, bagaimana,dan
untuk dirinya diciptakan.
2.1
Penyebutan
2.1.1 Al-Quran
a) Insan (ins, nas, unas)
Kata insan
terambil dari akar kata uns yang
berarti jinak, harmonis, dan tampak. Pendapat ini, jika ditinjau dari sudut
pandang Al-Quran lebih tepat dari yang berendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (lupa) atau naasa-yanuusu (berguncang).
Kata insan
digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya,
jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seserang dengan yang lain, akibat
perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan.
b) Basyar
Kata basyar terambil dari akar kata yang pada
mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dengan akar kata yang
sama lahir kata basyarah yang berarti
kulit. Manusia dinamai basyar karena
kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang lain.
Al-Qur’an menggunakan
kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjukkan
manusia dari sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.
Karena itu Nabi Muhammad Saw. diperintahkan untuk menyampaikan bahwa,
Aku adalah
basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu
(QS A-Kahf [18] : 110)
(QS A-Kahf [18] : 110)
c) Bani Adam
(zuriyat Adam)
Bani Adam berarti anak atau keturunan Adam, hal ini menunjukkan bahwa manusia merupakan keturunan dari Nabi Adam yang merupakan manusia pertama.
2.1.2 Ilmu Pengetahuan (Sains)
Bani Adam berarti anak atau keturunan Adam, hal ini menunjukkan bahwa manusia merupakan keturunan dari Nabi Adam yang merupakan manusia pertama.
2.1.2 Ilmu Pengetahuan (Sains)
a) Biologi
Manusia
adalah makhluk bersel banyak (multiseluler). Ia juga adalah makhluk bertulang
belakang (vertebrata). Di antara vertebrata manusia tergolong ke dalam kelompok
binatang menyusui (mammalia). Karena ia berdarah panas, menghirup udara, dengan
kulit berbulu, dan menyusui bayinya. Lebih lanjut manusia tergolong ke dalam
mammalia yang janinnya berkembang di dalam rahim betinanya (eutheria), yang menerima
makanan melalui plasenta.
Kemudian
manusia dikelompokkan ke dalam ordo primata, yang di dalamnya termasuk lemur,
tarsius, kera dan kera besar: gorila, orangutan, dan simpanse. Yang membedakan
manusia dengan primata lainnya adalah perilaku bipedal, berjalan dengan kedua
kaki, berpostur tegak, tulang belakang berbentuk S, dan kaki yang lebih panjang
dari tangan.
Manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies yang memiliki otak berkemampuan tinggi.
b)
Antropologi Kebudayaan
Mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
c) Sosiologi
Dari segi
sosial manusia di golongkan berdasarkan afiliasi sosio-politik-agama (penganut
agama/kepercayaan, warga negara, anggota partai tertentu), hubungan kekerabatan
(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat,
keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
d) Psikologi
Manusia juga
memiliki ciri psikologis dan tingkah laku yang unik dan membedakannya dengan
makhluk lain. Perilaku manusia mudah berubah dan kurang instingtif dibandingkan
dengan binatang. Manusia memiliki sifat ingin tahu, meniru, memperhatikan,
mengingat dan berimajinasi, seperti yang dimiliki oleh binatang lain yang
relatif maju, dan dapat mengaplikasikannya secara lebih halus dan rumit.
2.2 Proses Kejadian Manusia
2.2 Proses Kejadian Manusia
2.2.1
Al-qur’an
a) Proses Kejadian
Manusia Pertama (Adam)
Ketika
berbicara tentang penciptaan manusia pertama, Al-Quran menunjuk kepada sang
Pencipta dengan menggunakan pengganti nama berbentuk tunggal.
Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah
(QS Shad [38] : 71)
(QS Shad [38] : 71)
Apa yang
menghalangi kamu (iblis) sujud kepada yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku?
(QS Shad [38] : 75)
b) Proses
Kejadian Manusia Kedua (Hawa)
Pada
dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan
lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh
Allah dalam salah satu firman-Nya :
"Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun
proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa' ayat 1 yaitu :
"Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat
banyak..." (QS. An Nisaa' (4) : 1)
c) Proses Kejadian Manusia Setelahnya (semua keturunan Adam dan
Hawa)
c) Proses Kejadian Manusia Setelahnya (semua keturunan Adam dan
Hawa)
Ketika berbicara
tentang reproduksi manusia secara umum, Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan
menggunakan bentuk jamak.
Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya (QS At-Tin [95] : 4)
Hal itu
membuktikan proses penciptaan manusia secara umum, melalui proses keterlibatan
tuhan dengan selain-Nya, yaitu ibu dan bapak.
Mengenai
proses penciptaan manusia, Al-Quran menjelaskan dalam beberapa ayat berikut;
"
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nuthfatin amsyaj (setetes mani
yang bercampur)…”(QS Al-Insan [76] : 2)
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan ‘alaqah (sesuatu yang melekat), lalu ‘alaqah itu Kami
jadikan mudghah (segumpal daging), dan mudghah itu Kami jadikan ‘idham (tulang
belulang), lalu ‘idham itu Kami bungkus dengan lahm (daging). Kemudian, Kami
menjadikan makhluk yang berbentuk lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.”
(Al-Mu’minuun [23] : 14)
“Dan
sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu…” (QS
Al-A’raf [7] : 11)
“Yang telah
menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu, dan menjadikan (susunan tubuh)mu
seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu)” (QS
Al-Infithar [82] : 7-8)
“Sungguh,
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya” (QS At-Tin [95] :
4)
2.2.2 Hadits
"Sesunguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
(HR. Bukhari)
"Maka
sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
(HR. Bukhari-Muslim)
“Sesungguhnya
seseorang dari kamu berproses kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari
sebagai air mani, dan selama 40 hari sebagai ‘alaqah, kemudian selama 40 hari
lagi sebagai mudghah, sesudah itu Allah mengirim seorang malaikat, lalu ia
tiupkan roh ke dalamnya. Dan malaikat diperintah mencatat 4 kalimat, yaitu
mengenai rizki orang itu, ajalnya, amal perbuatanyya dan celaka atau
bahagianya”. (HR. Muslim).
2.2.3 Ilmu
Pengetahuan (Sains)
a)
Reproduksi
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan melestarikan jenisnya agar tidak
punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan
peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
Fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel..
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin).Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
b ) Teori Evolusi
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang.
# Teori evolusi menurut Jean Lamarck
Fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel..
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin).Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
b ) Teori Evolusi
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang.
# Teori evolusi menurut Jean Lamarck
• Evolusi
organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya
dapat diturunkan.
• Organ yang
mengalami perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin sempurna
dan organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun dan
akhirnya rudiment atau atrofi.
# Teori
evolusi menurut Charles Darwin
• Spesies
yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.
• Seleksi
alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.
Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detil.
2.3 Unsur-unsur Pembentuk Manusia
Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detil.
2.3 Unsur-unsur Pembentuk Manusia
2.3.1 Jasad
(Fisik) atau Jisim
Jasad (Jisim) adalah aspek diri manusia yang
terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna
dibanding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain.
Aspek
jasmani manusia memiliki sunnatullah. Aspek sunnatullah ini boleh dikatakan
sama dengan sunnatullah pada tumbuhan dan hewan. Hal itu dapat dicontohkan pada
proses reproduksi manusia.
Setiap
reproduksi terjadi dua cara sebagai berikut :
Reproduksi seksual menunjukkan proses biologis yang bertujuan untuk melahirkan individu baru yang sama dengan individu yang melahirkan.
Reproduksi aseksual hanya merupakan penggandaan, karena reproduksi semacam ini terjadi dengan pembagian satu organisme.
Reproduksi seksual menunjukkan proses biologis yang bertujuan untuk melahirkan individu baru yang sama dengan individu yang melahirkan.
Reproduksi aseksual hanya merupakan penggandaan, karena reproduksi semacam ini terjadi dengan pembagian satu organisme.
2.3.2 Jiwa
(Psikis) atau Ruh
Ruh
merupakan substansi psikologis manusia yang menjadi esensi keberadaannya, baik
di dunia maupun di akhirat. Sebagai substansi yang esensial ruh membutuhkan
jasad untuk aktualisasi diri, bukan sebaliknya. Ruh menjadi pembeda antara
eksistensi manusia dengan makhluk lain.
Kesendirian
ruh mempunyai alam multidimensi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Karena tidak dibatasi ruang dan waktu, ruh mampu menembus lorong waktu (time
tunnel), baik masa lampau maupun masa depan.
Kematian
jasad bukanlah kematian ruh, namun merupakan awal bagi kebahagiaan ruh yang
hakiki. Ruh merasakan kenikmatan (surga) yang luar biasa apabila ia terlepas
dari jasad.
Kondisi ini
jika ruh merupakan ruh yang suci dan kesaksiannya diterima. Apabila ruh
tersebut merupakan yang kotor maka ia mendapatkan siksaan (neraka).
2.3.3 Jasad
& Jiwa (Psikofisik) atau Nafs
Dalam
konteks ini, nafs memiliki arti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad
dan ruh bersinergi. Nafs merupakan potensi jasadi-ruhani (psikofisik) manusia
yng secara inhern telah ada sejak jasad manusia siap menerimanya, yaitu usia
empat bulan
dalam kandungan. Potensi ini terikat dengan hukum jasadi-ruhani. Semua potensi yang terdapat ada daya ini bersifat potensial, tetapi ia dapat mengaktual jika manusia mengupayakannya.
dalam kandungan. Potensi ini terikat dengan hukum jasadi-ruhani. Semua potensi yang terdapat ada daya ini bersifat potensial, tetapi ia dapat mengaktual jika manusia mengupayakannya.
Sementara
itu ahli jiwa falsafi-tasawufi mengungkap tiga daya yang ada ada nafs (jiwa)
manusia, yaitu kognisi (cipta), konasi (karsa), dan emosi (rasa). Dengan begitu
maka pembagian nafsani manusia adalah :
a. Kalbu (Qalb)
a. Kalbu (Qalb)
Sebagian
besar orang mengartikan qalb sebagai hati. Kata qalb terambil dari akar kata
yang bermakna membalik. Arti dasar lain kata qalb ialah kembali, pergi maju
mundur, berubah naik turun. Diambil dari latar belakangnya, hati (qalb) mempunyai sifat yang selalu
berubah, sekali senang sekali susah, sekali setuju sekali menolak. Qalb amat
berpotensi tidak konsisten.
Para ahli
berbeda pendapat dalam menentukan maknanya. Sebagian ada yang mengasumsikan
sebagai materi organik, sedang sebagian yang lain menyebutkan sebagai sistem
kognisi (cipta) yang berdaya emosi (rasa).
Dalam
psikologi kontemporer, kata kalbu lazimnya digunakan untuk makna emosi, yaitu
perasaan yang diketahui atau disadari.
Firman Allah
dalam surat Qaf [50] ayat 37
“Sesungguhnya
yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang
memiliki kalbu, atau yang mencurahkan pendengaran lagi menjadi saksi”
Juga dalam surat Al-Hujuraat [49] ayat 7
Juga dalam surat Al-Hujuraat [49] ayat 7
“Dia (Allah)
menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menghiasinya indah dalam kalbumu.”
Dari
ayat-ayat di atas terlihat bahwa kalbu adalah wadah pengajaran, kasih sayang,
takut, dan keimanan. Kalbu adalah tempat kebaikan dan keburukan, kebenaran dan
kesalahan. Kalbu di mana tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia.
Dari sini dapat dipahami yang dituntut untuk dipertanggungjawabkan adalah isi
kalbu.
b. Akal (‘Aql)
b. Akal (‘Aql)
Kata akal
ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 49 kali, ia hanya berbentuk kata kerja (fi’il). Secara etimologi, akal memiliki
arti menahan, ikatan, melarang, mencegah, menghalangi. Berdasarkan makna bahasa
ini maka yang disebut orang yang berakal adalah orang yang mampu menahan dan
mengikat hawa nafsunya.
Akal juga
diartikan sebagai energi yang mampu memperoleh, menyimpan, dan mengeluarkan
pengetahuan. Secara psikologis memiliki fungsi kognisi yang mencakup semua
pengenalan dan daya cipta. Pandangan ini didasari akal berhubungan dengan
strategi pemecahan masalah dengan menggunakan logika.
Akal
memiliki kesamaan dengan kalbu dalam memperoleh daya kognisi, tetapi cara dan
hasilnya berbeda. Akal mampu mencapai pengetahuan rasional, tetapi tidak mampu
mencapai pengetahuan supra-rasional.
Al-Quran
menjelaskan akar kata ‘aql dapat dipahami sebagai,
• Daya untuk
memahami dan menggambarkan sesuatu (QS Al-‘Ankabut [29] : 43).
• Dorongan
moral (QS Al-‘Anam [6] : 151).
• Daya untuk
mengambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah.
c. Hawa
nafsu
Nafsu
sebagai daya nafsani memiliki beberapa pengertian. Nafsu merupakan nyawa
manusia, yang wujudnya berupa angin (nafas) yang keluar-masuk di dalam tubuh
manusia melalui mulut dan kerongkongan. Nafsu juga merupakan sinergi
jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas struktur kepribadian manusia.
Hawa nafsu
memiliki dua daya yang pokok, yaitu daya yang berpotensi menghindarkan diri
dari segala yang membahayakan. Di sisi lain juga berpotensi untuk menginduksi
diri dari segala yang menyenangkan.
Prinsip
kerja hawa nafsu mengikuti prinsip kenikmatan dan berusaha mengumbar impuls-impuls
agresif dan seksualnya.
Dalam
perspektif psikologis, hawa nafsu memiliki daya konasi (daya karsa) untuk
beraksi, berbuat, berusaha, berkemauan, dan berkehendak.
2.4 Hakikat
Manusia
2.4.1 Asal
muasal
Penciptaan
dan pengaturan manusia telah ditetapkan di alam perjanjian (mitsaq) sebelum
kejadian material ada. Alam perjanjian merupakan alam pra kehidupan dunia dan
memberi motivasi kehidupan dunia. (QS Al-A’raf [7] : 172)
2.4.2 Tugas
di dunia
a) Tugas
kehambaan
Firman Allah
dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56
“Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
b) Kholifah
(pemimpin atau penguasa)
“Dan
(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, Aku hendak menciptakan
kholifah di bumi…” (QS Al-Baqarah [2] : 30)
2.4.3 Tujuan
hidup
Firman Allah
Swt.
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata, tuhan seluruh alam.” (QS Al-An’am [6] : 162)
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata, tuhan seluruh alam.” (QS Al-An’am [6] : 162)
Dalam firman
tersebut Allah merupakan tujuan manusia. Dikatakan tujuan karena semua tingkah
laku hanyalah untuk merealisasikan perjanjian-Nya. Dia-lah yang menjadi tujuan
hakiki kehidupan manusia.
Apabila
seseorang tertuju kepada-Nya, berarti ia rela menempatkan dirinya pada tujuan
hakiki, sebab Dia Maha Segala-galanya. Pribadi semacam ini tidak disia-siakan
oleh-Nya melainkan diberi kenikmatan dan kebahagiaan yang hakiki pula.
III PENUTUP
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia
merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dalam penciptaannya. Hal ini
terlihat dari unsur-unsur penyusunnya yang terdiri jasad (fisik), jiwa
(psikis), dan nafs (psikofisik). Dari unsur-unsur potensial tersebut, manusia
memiliki daya cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi).
Dalam
Al-quran, sesuai dengan penyebutannya manusia adalah keturunan Nabi Adam yang
tampak, harmonis, dan kenampakannya terlihat baik dan indah. Dan menurut ilmu
pengetahuan, manusia merupakan makhluk yang mempunyai otak berkecerdasan tinggi
sehingga memiliki sifat ingin tahu, meniru, memperhatikan, mengingat dan
berimajinasi.
Selain itu
ia memiliki kecenderungan untuk berafiliasi dengan membentuk kelompok yang
sesuai dengan kepribadiannya.
Dengan
keistimewaan dan kemampuan itulah, manusia diberi amanah oleh Allah untuk
menjadi pemimpin, pengatur, dan pemelihara atas makhluk lain di dunia. Semua
itu pada akhinya akan dikembalikan kepada Sang Maha Pencipta, Allah Swt.
3.2 Saran
Dengan
terbatasnya waktu, sumber referensi serta ilmu pengetahuan, penulis menyadari
banyaknya kekurangan pada makalah. Untuk itu penulis mengharapkan masukan yang
membangun untuk perbaikan makalah ini agar lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indosesia. 2002. Al-Quran dan terjemahannya.
Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian dalam psikologi islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sangkan, Abu. 2009. Berguru Kepada Allah. Jakarta : Yayasan Sholat Khusyu’
Shihab, M.Q.2001. Wawasan Al-qur’an. Bandung : Mizan
http://lailizah.tripod.com/proses_k+ejadian_manusia_menurut_al-Quran.htm (13 Februari 2010)
http://didimasyhudi.blogspot.com/2009/05/1.html (13 Februari2010)
http://www.utmalumni.org.my/main/index.php?option=com_content&view=article&id=54:asal-usul-manusia-1&catid=16:keugamaan&Itemid=57 (13 Februari 2010)
http://www.forumsains.com/biologi-smu/teori-evolusi-dan-asal-usul-manusia/ (13 Februari 2010)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-reproduksi-manusi-kls_ix.pdf (13 Februari 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia (13 Februari 2010)
http://onisur.wordpress.com/2007/07/27/manusia-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/ (13 Februari 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indosesia. 2002. Al-Quran dan terjemahannya.
Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian dalam psikologi islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sangkan, Abu. 2009. Berguru Kepada Allah. Jakarta : Yayasan Sholat Khusyu’
Shihab, M.Q.2001. Wawasan Al-qur’an. Bandung : Mizan
http://lailizah.tripod.com/proses_k+ejadian_manusia_menurut_al-Quran.htm (13 Februari 2010)
http://didimasyhudi.blogspot.com/2009/05/1.html (13 Februari2010)
http://www.utmalumni.org.my/main/index.php?option=com_content&view=article&id=54:asal-usul-manusia-1&catid=16:keugamaan&Itemid=57 (13 Februari 2010)
http://www.forumsains.com/biologi-smu/teori-evolusi-dan-asal-usul-manusia/ (13 Februari 2010)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-reproduksi-manusi-kls_ix.pdf (13 Februari 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia (13 Februari 2010)
http://onisur.wordpress.com/2007/07/27/manusia-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/ (13 Februari 2010)
*) Dipresentasikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam di Universitas Jember